Rabu, 22 Januari 2014

Artikel Koran " Mengukur Kesiapan KOnversi UIN Walisongo"



Mewujudkan harapan menjadi nyata
Konversi UIN Walisongo ini menjadi perbincangan menarik ditengah rencana konversi yang sudah lama diagendakan Perubahan dari IAIN menjadi UIN memiliki dampak yang sangat luas sekali, baik secara eksistensi kelembagaan, pembukaan program studi yang semakin luas dan hilangnya kesan pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Tapi hal ini bukan menjadi penghalang perubahan menjadi UIN Walisongo. Konversi ini juga bertujuan meningkatkan semangat keilmuan, daya saing, manajemen, kualitas dan kuantitas, pelayanan, kontribusi sosial, dan tentu keluasan pengelolaan ke­uang­an dan mengemban misi pemberdayaan umat untuk masa depan. Kekhawatiran apabila kebera­daan UIN akan membuat ilmu-ilmu agama yang selama ini menjadi IAIN akan hilang secara perlahan-lahan Sedangkan dalam Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Masih banyak kekurangan yang harus segera dibenahi yang menjadi salah satu syarat perubahan menjadi UIN Walisongo, yakni IAIN Walisongo  yang sekarang sedang proses pembangunan kampus yang berupa pembangunan gedung kantor dan kelas untuk perkuliahan, laboratorium, pusat bahasa, dan program pertukaran bagi mahasiswa seperti pertukaran dengan mahasiswa Thailand, training untuk para pejabat institut dan fakultas, para ketua program studi, tenaga administrasi, pustakawan dan laboran.
Dengan adanya konversi tersebut diharapkan para lulusan IAIN Walisongo nantinya lebih diterima dimasyarakat. Kaitannya dengan lapangan pekerjaan, didukung dengan kepandaian dan skill yang memadai.
Harapan mahasiswa adanya IAIN Walisongo berkonversi ke UIN, semoga ke depan akan menjadi lebih baik yang dapat menghasilkan cendikiawan muslim yang bermanfaat dan berwawasan luas. Dan IAIN Walisongo semoga tidak ada lagi dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Dengan adanya konversi IAIN Walisongo ke UIN Walisongo diharapakan akan terbentuk integritas keilmuan yang mapan dan akan menjadikan Universitas yang berkualitas tidak hanya di bidang agama saja tetapi juga dibidang keilmuan teknologi dan sains.

Resensi "Pendidikan Neomodernisme (Telaah Pemikiran Fazlur Rahman)"



Pendidikan Neomodernisme (Telaah Pemikiran Fazlur Rahman)
RESENSI BUKU
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami, M.Si.
 










Disusun oleh:
Min Khatul  Maula       (123311026)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
2014



Judul Buku    : Pendidikan Neomodernisme (Telaah Pemikiran Fazlur Rahman)
Penulis            : M. Rikza Chamami, M.Si.
Penerbit          : Walisongo Press
Tahun terbit  : 2010
Tebal buku    : 224 halaman
Resentator      : Min Khatul Maula

Dalam buku Pendidikan Neomodernisme karangan bapak M.Rikza Chamami ini tentang pembaharuan dari Fazlur Rahman. Yang mana neomodernisme merupakan gerakan intelektual yang sangat berhubungan dengan pendidikan, karena berorientasi pada pembaharuan yang dalam Islam diawali dari pendidikan. Pembaharuan pendidikan merupakan satu-satunya pendekatan untuk suatu penyelesaian problem-problem yang dialami masyarakat Islam saat ini. Dalam konteks pendidikan, neomodernisme menjawab identitas pendidikan Islam sejati, yaitu yang berbasis al-Qur’an dan Sunnah. Dapat disimpulkan bahwa neomodernisme pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai edukatif dengan kombinasi tradisi dan modernisasi.
Riwayat hidup Fazlur Rahman dan pemikiran tentang pendidikan Islam yaitu Fazlur Rahman berasal dari keturunan dari keluarga bermadzhab Hanafi. Dimana madzhab yang mempunyai watak liberal dengan mengandalkan pemikiran dengan akal. Fazlur Rahman adalah seorang muslim taat yang mampu memberikan kontribusi yang besar pada Islam khususnya di bidang pendidikan Islam dan pengenalan Islam pada dunia barat.  Fazlur rahman adalah seorang muslim kelahiran Pakistan yang pada masa itu masih menjadi bagian dari negara India. Islam zaman itu sedang menghadapi perlawanan keras yang dibawa oleh barat. Sebagai seorang Sunni, hal ini tentu berdampak pada pemikiran Fazlur. Tapi beruntung dia dibesarkan dalam keluarga yang bisa menerima modernisasi. Ia telah hafal Al-Qur’an semenjak usia sepuluh tahun. Dia dididik secara tekun oleh ayahnya menjadi seorang yang berpegang teguh pada agama. Baginya pendidikan dalam keluarga itu paling efektif dalam membentuk karakter dan kepribadian seorang anak ketika menghadapi kehidupan yang nyata. Hal ini menjadi sangat berguna bagi Fazlur Rahman ketika pada akhirnya dia melanjutkan studinya di Barat.
Setelah menyelesaikan studinya di Barat, sebenarnya Fazlur ingin kembali ke  negaranya. Akan tetapi keadaan politik Pakistan pada masa itu masih belum stabil karena negara itu baru memerdekakan dirinya menjadi sebuah negara baru dan keluar dari India. Keadaan yang tidak menentu itu memaksa Fazlul untuk tetap tinggal di barat dan berkarya disana. Dia wafat pada tanggal 26 Juli 1988 di Amerika.
Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai sumbangsih Fazlur Rahman pada barat khususnya Amerika menganai wacana Islam Modern. Fazlur rahman mampu menggabuungkan mengenai tradisionalisme Islam sunni, modernisme islam dan scolastisisme barat, dalam mencari kebenaran, dia berani berinovasi di antara sikap islam dan sikap barat, dengan sifatnya yang berani, spirit dan intelektualitasnya yang tajam, ia dan pemikirannya diterima secara luas dalam pengembangan kajian Islam di Amerika Serikat. Ia telah mewariskan pemikiran-pemikirannya pada murid-muridnya yang tersebar di seluruh Amerika dan Kanada.
Fazlur Rahman mempunyai pemikiran yang cemerlang tentang pembaharuan pendidikan dalam menelaah model penafsiran dan pemahaman terhadap al-Qur’an maupun hadits. Fazlur Rahman menekankan pentingnya etika yang diambil dari al-Qur’an untuk dijadikan fundamen pengembangan pemikiran dan praktik pendidikan. Diketahui bahwa ak-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad untuk semua masyarakat dalam menjelaskan tentang agama Islam, sedangkan sunnah itu sebagai pelengkap al-Qur’an.
Dalam buku ini kita patut meneladani, mempelajari, mewarisi dan menghidupkan kembali gagasan progresif-modernis Islam sebagai tiang kemajuan Islam di masa kini dan masa depan. Yang mana  seluruh gagasan pembaharuan dari Fazlur Rahman dijelaskan dalam buku ini, kita dapat mengambil pelajaran dari buku ini karena dapat mengarahkan dan bermanfaat untuk ke depannya. Namun, di sisi kekurangan pada buku ini, penulis menggunakan bahasa yang baku, dan bahasa ilmiah, sehingga sulit dipahami oleh pembaca. Semoga buku ini bermanfaat bagi kalangan dosen dsn menjadikan pemikiran mahasiswa yang kritis.